14 Okt 2012

This is Me ???


Summary : cerita ini awalnya mau jadi satu sama Dancing With The Star, tp karena terlalu panjang jadinya dipisah. sebenernya juga Dancing With The Star itu dibuat baru terpisah dari plot cerita yang ini.
gak ada westlife.a disini. just enjoy oke :D

Beautiful Tonight

       ‘Hoammmmmmmm’ aku menguap lagi, entah sudah yang ke berapa kalinya. Cuaca luar yang hangat dengan senang hati masuk meyeruak ke dalam rumah yang kesemua jendelanya telah terbuka. Angin sepoi-sepoi bersemilir damai menerpa gorden-gorden biru rumahku membuat bunyi bergemerincing dari lonceng angin yang berhiaskan bulan dan bintang tanda bukti dari hasil karyaku dan adikku semasa kecil. Hawa awal Juli yang damai ini benar-benar membiusku, aku membiarkan diriku bersandar di kursi malas yang sudah menipis tempat dudukannya karena terlalu sering diduduki oleh ayahku yang selalu lengkap dengan koran di tangan dan secangkir teh dan kue di meja kecil sebelahnya. Aku membiarkan diriku terlelap dalam semilir angin Juli yang hangat, tidak kuhiraukan lagi buku yang awalnya ingin kuselesaikan hari ini. Buku yang disampulnya tertulis ‘Statistical Methods for Medical and Biological Students by Gunnar Dahlberg’tergeletak tak berdaya di atas meja kecil yang biasa menjadi tempat kue dan teh ayahku, halamannya sudah penuh dengan coretan-coretan garis menandakan bagian penting dari buku tersebut.
       ‘Hoammmmmmm’ aku menguap lagi kemudian mengeliat diatas kursi malas bersiap untuk tidur. Aku memulai memejamkan mataku mencoba membiarkan sang kantuk menguasaiku. Mataku perlahan sudah mulai menutup, tiba-tiba handphoneku berbunyi. Aku merutuk pelan menyalahkan siapa saja yang berani menganggu tidur siangku.
       Aku mengangkat handphone untuk mencari tahu siapa gerangan orang yang menganggu tidur siangku.
       “Hello” sapaku dengan nada yang dibuat sengantuk mungkin.
       “Halloooooo” suara di seberang sana terdengar nyaring, segera kujauhkan handphone dari telingaku melihat siapa yang dengan asyiknya menyapaku dengan teriakan seperti di hutan itu.
       Keith, nama itulah yang tertera di layar monokrom handphoneku.
       “Kei, bisa gak pakai teriak kalau di telefon huh ??” tanyaku dengan nada pasrah, karena ini bukan kali pertamanya dia menelefonku sambil berteriak seperti itu.
       “Hehehehehe, sorry ya Flarisha Francis Falenas” katanya dengan nada menyesal “Aku ganggu ya ??” tanyanya masih dengan nada yang sama.
       “Menurut kamu ??” tanyaku tanpa ada jawaban darinya “Akhirnya aku bisa memejamkan mata sedikit saja, setelah hampir 24 jam aku tidak tidur sama sekali”
       “Huh, are you serious Fla ??” tanyanya tidak percaya
       “Yeahhh” jawabku sambil berpura-pura menguap panjang. Sebenarnya aku berbohong soal tidak tidur 24 jam itu. Mengerjai keith adalah salah satu aktifitas favoriteku, karena sikap Kei yang terlewat polos.
       “Kau bohong” katanya dengan nada datar. Aku pun tertawa mendengar jawabanya itu.
       “Hahahahahaha, aku gak bohong kok Kei aku memang belum tidur dari tadi . . .” aku sengaja menggantung kalimatku.
       “Sejak kapan ??” tanya Kei
       “Sejak tadi pagi” aku pun tertawa
       “Ahhhhh ngaco deh kamu Fla, btw lagi ngapain kamu ??”
       “Hmm, baru selasai baca Statistical Methods for Medical and Biological Students by Gunnar Dahlberg
       “Jeez, apaan tuh Fla. Kalau ngomong pake bahasa yang jelas dong jangan pakai bahasa alien gitu” Keith mencibirku
       “Hahahahaha, bahasa alien apaan itu tuh . . . .” aku bersiap menjelaskan tentang buku itu tapi sudah lebih dulu dipotong oleh  Keith.
       “Stop Fla !!! Stop sebelum gue terkontaminasi !!!” cegahnya “Fla relax sedikitlah, kita baru selesai ujian dan kamu sudah bergulat ‘lagi’ dengan benda itu” kalau Keith berada didekatku dapat ku perkirakan bagaimana mimik wajahnya. Dengan satu alis terangkat, mulut yang disunggingkan miring, lengkap dengan tangan terlipat di pinggang dan kaki mengetuk-ngetuk lantai rumahku.
       “Aku udah relax kok. Buku ini tebalnya Cuma . . .” lagi-lagi aku tidak bisa menyelesaikan kalimatku karena sudah dicegah oleh Keith.
       “Itu bukan refreshing Flaaa” dia berteriak lagi “Kamu dirumahkan ?? Oke dalam 5 menit aku akan sampai ke rumahmu” aku ingin menghentikan ocehannya namun ternyata gagal.
       “Ssstttt, jangan banyak nanya. Pokoknya aku sampai disana kamu harus sudah mandi oke” belum sempat aku memberikan penjelasan, suara Keith sudah berubah menjadi nada telefon yang terputus.
       “Dasarrr” rutukku pelan. Mau tak mau akhirnya aku membereskan ruang tamu ini. Memasukan kembali buku yang tadi tergeletak tak berdaya di raknya. Menutup semua jendela yang terbuka, menghalangi hawa awal Juli masuk ke rumahku.
       Saat aku hendak mengistirahatkan diri sejenak, bell rumah berbunyi nyaring. ‘Cepat sekali diia datangnya’ seruku dalam hati.
       Aku berjalan menuju pintu depan. Begitu aku membuka pintu tampak seorang gadis dengan rambut coklat ikal panjang tergerai, dengan tinggi setara denganku. Postur tubuh sedikit berisi. Mata birunya menelitiku dari atas hingga ke bawah. Kemudian satu alisnya terangkat, mulutnya mulai berdecak dengan tangan terlipat dan kaki mengetuk-ngetuk lantai rumahku dia menatapku.
       “Flaa” serunya dengan nada sedikit kesal
       “Apaa ?? Ayo masuk dulu Kei” aku menarik Kei masuk lalu mendudukannya di sofa ruang tamu kami, sedangkan aku beranjak ke dapur membawa dua gelas lime dan cookies
       Saat aku meletakan lime dan cookies di meja, wajah manis Kei masih dilengkapi dengan tatapan yang seperti menelitiku. “Heiii, ada apa sih Kei ngeliatin gue mulu daritadi” tanyaku akhirnya tak sabar
       “Hmmm, hanya sedang meneliti”
       “Meneliti apa ??” tanyaku dan masih saja mata Kei menelitiku dari atas sampai bawah.
       Kemudian suasana menjadi hening.
       “Yeahhhhh” Kei berteriak memecahkan suasana “Kamu sudah mandi kan Fla ??” aku menggelengkan kepala.
       “Huhhh, kan kusuruh mandi tadi”
       “Hello, gimana mau mandi. Ini aja baru selesai beres-beres dan kamu udah dateng. Lagian tadi telefon pas dimana sih ??”
       “Di taman deket rumahmu”
       “Jeez, pantesan cepet” aku hanya  bisa mengeleng-gelengkan kepala melihat tingkan temanku yang satu ini. Dia adalah temanku dari SMA, padahal awalnya kami seperti anjing dan kucing. Tiada hari tanpa mendengar kami saling bertengkar, entah karena hal apa. Namun karena hal yang bisa dibilang sedikit ajaib kami menjadi sahabat hingga saat ini. Aku tidak diizinkan menceritakan hal ajaib itu olehnya, karena hal itu benar-benar ajaib bagi seorang nona seperti dia. Biarlah hanya tuhan, Keith dan aku yang mengetahuinya.
       Dia tertawa kecil, lesung pipitnya yang hanya muncul saat dia tertawa tersunging manis di wajahnya.
       “Hehehehe, sudah mandi saja sana lagipula masa jam segini anak gadis belum mandi sih” nada bicaranya terdengar seperti ibuku
       “Iya...iya” aku beranjak mengambil handuk “Kau terdengar seperti ibuku tau gak” setelah mengtakan itu aku cepat-cepat masuk ke kamar mandi sebelum terkena tatapan mata menyegat darinya.
        Aku pun memulai ritual mandiku.
       “Fla mandinya yang bersih ya, jangan lupa keramas”
       “Duhh Kei, cerewet banget sih. Kau benar-benar terdengar seperti ibuku tau gak” teriakku dari dalam kamar mandi sedangkan orang yang kuteriaki hanya terdengar gumamannya saja. Sepertinya dia sedang melakukan sesuatu.
       “Kei, kamu lagi ngapain ??”
       “Do something, sudah sana mandinya cepetan. Kita buru-buru nih”
       “Emang mau kemana ??”
       “Udah gak usah banyak tanya, mandi saja cepetan” aku pun mendumel, lalu melanjutkan ritual mandiku.
       Selesai, aku mengenakan jubah mandiku. Rambutku sudah terbungkus rapi dengan handuk kecil. Aku berjalan keluar menuju ruang tamu untuk mencari Keith, tapi tak juga menemukannya. Akhirnya aku naik ke atas menuju kamarku.
       Begitu aku masuk ke kamar dengan walpaper biru laut. Di dalamnya terdapat satu tempat tidur berseprai hijau daun, lemari kecil, rak buku dan meja rias. Kamar tidur yang simple tanpa banyak pernak-pernik yang menghiasinya. Disana, diatas tempat tidurku duduk seorang gadis yang tak lain adalah Keith dan aku melihat gundukan tinggi yang sepertinya berasal dari lemari pakaianku yang sudah sukses di obrak-abrik olehnya.
       “Keiiii, kamu apain kamarku huh ??” tanyaku kesal
       “Fla !! Kamu cewek apa bukan sih ?? Masa bajunya t-shirt semua, dan lagi apa ini ?? Gaun nenekmu huh??” dia menarik keluar satu gaunku yang berwarna merah marun dengan kerah rimpel tinggi yang kalau kau pakai akan terlihat seperti mencekik lehermu.
       “Sini kembalikan !!” aku menarik gaunku dari tangan Keith “Memangnya buat apa sih ?? Gue gak suka pakai gaun” aku memasukan kembali gaunku ke dalam lemari pakaianku.
       “Sudah sana keluar kau Keith, mau pakai baju nih”
       “Iya..iya sebentar” Keith tampak mencari-cari sesuatu dalam tumpukan pakaianku “Nih” dia melemparkan T-Shirt dan Jeans ke arahku. Lalu berjalan keluar.
       “Heiii, jangan lupa beresin nih kamar gue” aku berteriak dari dalam kamar.
       Selesai berpakaian aku berjalan keluar mencari Keith lagi.
       “Keith dimana kau ??” teriakku
       “Dikamar Flo” teriaknya dari dalam kamar adikku. Aku kemudian masuk ke kamar yang berada tepat di sebelah kamarku. Berbeda denganku kamar Flo yang berwallpaper soft pink, penuh dengan berbagai pernak-pernik. Pokoknya kamar yang berbeda 180° dengan kamarku yang super simple. Memang adikku lebih feminim daripadaku.
       “Kamu ngapain lagi sih ??” tanyaku saat melihat Keith membuka-buka lemari adikku “Jangan diberantakin nanti Flo marah loh” seruku memperingatkan.
        “Wow, gaunnya Flo keren-keren banget Fla. Beda sama kakaknya” aku hanya bisa mengatupkan bibirku mendengarkannya.
       “Oke gue pinjem yang ini ya Flora” serunya pada bayangan Flora.   
       “Hei, mau diapain gaun adek gue ??” pertanyaanku dicuekin oleh Keith, dia berjalan kembali ke kamarku.”Keithhhhhh” dengan enggan aku berjalan keluar menuju kamarku. Saat aku memasuki kamarku tampak Keith sedang membereskan tumpukan pakaian yang ada di kasurku dan dengan cepat tumpukan itu sudah berpindah rapi kembali ke dalam lemari pakaianku.
       “Nahh selesai ayo Fla” Keith menarik tanganku.
       “Wait..wait, kita mau kemana ??” tanyakku berusaha menghentikan Keith
       “Sudah ikut aja, gue mau ngajak lu ke tempat yang benar-benar bisa disebut refreshing”
       Aku melihat jam dinding di ruang tamu, sudah menunjukan pukul 3 sore “Oke, gue sms maa dulu ya” aku mencari-cari handphoneku, kemudian dengan cepat mengetik pesan yang berisikan ‘Maa, aku diculik dulu sama Keith dulu ya. Kunci aku taruh di tempat biasa. Bye, love yaa’ langsung saja aku menekan tombol send dan pesan pun segera terkirim.
       “Done” seruku memberitahu Keith.
       “Great, btw Flora kemana Fla ??” tanya Keith
       “Ke rumah sakit, dia sudah demam 3 hari ya sudah dibawa aja ke rumah sakit”
       “Oke, get well soon for your lil sister Fla” serunya prihatin
       “Thanks” aku tersenyum.
        Akhirnya kami sudah berada di dalam mobil. Segera saja Keith menyalakan mobil dan kami melaju ke suatu tempat. Setelah beberapa menit mobil kami melaju ke pusat kota Sligo. Deretan toko-toko mulai banyak bermunculan. Kemudian kami berbelok ke O’connell Street dan berhenti di sebuah toko yang beplang ‘La Beauty Femme’.
       “Mau ngapain kita kesini Kei ??” tanyaku
       “Refreshing tentunya” dia segera memarkirkan mobilnya dan menarikku masuk ke dalam
       “Bonjour madame Sialeeds” sapa Keith kepada wanita berdarah Perancis yang sedang membaca sebuah majalah mode di tempat kasir.
       “Oh mon cheri Keith” dia menyapa Keith dengan logat Perancis yang sangat kental lalu mencium kedua pipi Keith.
       “Kau membawa teman kali ini ??” dia tersenyum kearahku. Aku hanya membalas senyumannya.
       “Yaa, perkenalkan madame, Flarisha Francis Falenas” Keith memperkenalkanku.
       “Mon Dieu !! Kau berasal dari Perancis jugakah ??” tanyanya antusias mendengar namaku yang sangat kePerancis-an
       “Tidak, saya lahir disini. Tapi memang ayah saya berasal dari Perancis”
       “Benarkah ?? Daerah mana ??” tanyanya masih dengan antusias yang sama
       “Ummm, kalau tak salah Lyon”
       “Waaahhh, senang berkenalan denganmu” dia menjabat tanganku dan mencium pipiku. “Oke apa yang kalian butuhkan sekarang lady ??”
       “Umm, full treatment madame. Terutama untuknya” Keith menunjuk ke arahku “Kita ingin berpesta malam ini”
       Aku terbelalak mendengar kata pesta dari Keith. Mataku mengarah ke Keith meminta penjelasan.
       “Nanti ku jelasin Fla” dia mengedip
       “Ahhh parti, baiklah ayo silahkan masuk” dia menuntun kami masuk kedalam. Di dalam sana terlihat sedikit ramai, kemudian  dia memanggil salah satu pegawainya.
       “Reidh, tolong full treatment untuk dua lady ini ya” gadis yang bernama Reidh itu kemudian membawa kami ke lantai atas. Disana tampak beberapa tempat tidur yang dipisahkan oleh sekat-sekat yang terbuat dari kayu. Lalu Reidh membawa kami ke tempat tidur yang paling belakang dan memanggil temanya. Reidh menanganiku, kamudian temannya itu menangani Keith. Aku tidak mengingat apapun setelah itu karena begitu Reidh memassageku aku sudah jatuh tertidur.
       “Fla bangun. Bangun Fla” seseorang seperti mengoyang-gayangkan tubuhku. Dengan perlahan aku membuka mataku. Tampak jelas Keith sedang mencoba membangunkanku sambil menahan tawa.
       “Kau sangat menikmatinya ternyata. Benarkan, kau benar-benar butuh hal ini lebih banyak lagi Fla. Ayo bangun” dia menarikku bangun.
       Aku sadar sepenuhnya, kemudian mengikuti Keith berjalan ke bawah. Aku melihat jam di dinding, ternyata tadi aku tidur sejam. Benar kata Keith aku butuh hal-hal seperti ini lebih banyak. Kemudian kami berdua dibawa menuju kursi salon, dan dimulailah treatment kedua yaitu perawatan kaki dan tangan. Seteleh selesai tangan dan kakiku terlihat berbeda, tampak lebih bersih dan cantik. Kukunya juga sudah dipoles dengan kutek berwarna soft pink yang tadi dipilihkan oleh Keith, sedangkan Keith tampak cantik dengan nail art  berwarna ungu yang menghiasi jari-jarinya.
       “Oke next step, make up time. What time is it now??” Kei melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukan pukul setengah lima. Keith berjalan ke arah madame Sialeeds dan meminta sesuatu. Setelah itu mereka berdua kembali ke arahku.
       “Mari lady kita rubah anda menjadi tuan putri malam ini” madame membawaku ke salah satu meja salon dan mendudukanku. Sedangkan Keith dibawa oleh Reidh dan dudup tepat disampingku. 
       Tangan-tangan madame mulai menyentuh kulit wajahku “Wahh kulitmu halus sekali dear, sering ke salon kah ???”
       “Umm tidak pernah” aku menjawabnya malu-malu, tapi memang benar aku memang jarang atau mungkin tidak pernah ke salon. Paling kalau ke Salon hanya untuk potong rambut saja.
       “Benarkah ?? Kulitmu membuatku iri saja” dia tertawa kecil “Dan rambutmu juga sangat halus, ohh kau benar-benar membuatku iri” aku hanya bisa tersipu mendengar ucapanya itu.
       Dia mulai menyentuh helai-helai rambutku dan menyisirnya menjadi satu. Tangan-tangannya pun mulai melakukan sesuatu pada rambutku, benda-benda panas yang berbentuk silinder mulai menyentuh rambutku, yang membuatku meringis pelan karena panas dari benda yang entah apa itu. Kemudian dia menyemprotkan sesuatu pada rambutku yang membuat rambutku sedikit kaku. Setelah selesai kemudian tangan-tangannya secara ajaib mulai memolesku. Berbagai macam alat rias yang tak kuketahui namanya sudah menyentuh kulitku. Dan berbagai warnapun sudah menghiasi wajahku, aku tak dapat membayangkan wajahku nanti kalau sudah selesai. Apa aku cocok dengan hal-hal semacam ini. Aku hanya bisa mendaesah pelan. Hampir satu jam aku duduk disini, pantatku hampir kram karena terlalu banyak duduk. Aku mellihat ke arah Keith dia tampak berbeda, dia tampak cantik sekali dengan riasan bertema gold-ungu dan rambutnya yang dibiarkan tergerai dengan dua kepang kecil yang menghiasi rambutnya itu. Dia tampak sangat menikmati ini semua, aku tidak berani melihat bagaimana wajahku sekarang.
       “Fini” madame memecahkan lamunanku “coba lihat wajahmu sekarang, kau benar-benar cantik” aku memberanikan diri melihat diriku di cermin. Tapi aku tidak menemukannya, yang kutemukan hanya seorang gadis cantik dengan riasan sederhana namun terlihat sangat manis lengkap dengan rambut coklat yang biasa terlihat berantakan kini tertata rapi. ‘Siapa ini ?? akukah ini ??’ tanyaku dalam hati tak mempercayai mataku sendiri.
       “Oh my godness Fla, is that you ??” Keith melihatku dengan mata tak percaya. Aku hanya bisa terdiam melihat bayanganku sendiri. Takjub akan siluet wajah yang tergambar di cermin tersebut. Keith tampak berbincang seru dengan madame, entah apa yang sedang mereka perbincangkan. Aku mencoba menyentuh siluet cantik itu, dan kurasakan tanganku menyentuh siluet cantik itu yang tak lain adalah diriku sendiri. Jadi, ini benar-benar diriku. Tiba-tiba Keith menarik tanganku memecahkan lamunan, aku ditariknya memasuki mobil dan segera saja Keith menancap gas dan pergi meninggalkan La Beauty Femme.
       “Flaaa” teriakkan Keith membawaku kembali pada tubuhku sendiri. Aku menatapnya yang sedang tertawa itu. “Takjub ??” tanyanya lengakap dengan senyum nakal yang tersungging di mulutnya.
       “Ummm, yeah thanks Kei” jawabku malu-malu
       “Your welcome Fla, sepertinya kau sudah siap untuk party malam ini” sekali lagi aku kembali tersadar kalau Keith belum menjelaskan untuk apa dia melakukan semua ini. Aku menatapnya menuntut penjelasan yang lengkap tentang alasan dia membawaku ke salon tadi.
       Dia tersenyum kemudian mulai menjelaskan maksud dari ini semua “Tau Summerhill Collage ??” aku mengangguka kepala”Great, mereka ngadain graduation party malam ini. Nah sepupuku yang sekolah disana ngajakin gue dia juga bilang boleh bawa teman, so gue ngajak kamu aja Fla gimana ??”
       Aku sedikit takjub, Summerhil Collage. Sekolah khusus pria yang terkenal di Sligo ini, dan kabarnya Graduation Party mereka selalu keren setiap tahunya. Sebenarnya aku dan Keith mengikuti boarding school jadi kami tidak bisa merasakan apa itu Graduation Party. Setelah beberapa menit akhirnya kami sampai di rumahku. Aku berjalan ke masuk menuju pot bunga dandellion yang telah sukses ditanam oleh Flora. Aku merogoh-rogah dalam bunga itu dan menemukan sebuah kunci yang tak lain adalah kunci rumahku, ternyata maa dan dad belum pulang juga. Aku melihat langit yang sudah hampir tenggelam hanya semburat jingga saja yang menhiasai kaki langit sore ini.
        “Wahhhh sudah jam 6, ayo Fla kita buru-buru nih” seru Keith, kemudian aku membuka kunci rumahku dan menyalakan lampu di ruang tamu, dapur dan ruang makan. Seketika juga rumah yang tadinya gelap menjadi terang benderang.
       Keith menabrakku dari belakang dia tampak membawa sebuah bungkusan besar dan kantung plastik lalu menarikku keatas memasuki kamarku dan menyalakan lampunya. Dia kemudian mengeluarkan sesuatu dari lemariku, sebuah gaun pink cantik yang tampaknya aku mengenali siapa pemiliknya.
       “Heiii, mau diapain gaun Flora ??” tanyaku, tapi yang ditanyapun hanya diam kemudian menarikku ke dalam kamar mandi dan menyuruhku mengganti pakaianku dengan gaun Flo ini.
       “Cepetan Fla ganti baju hampir telat nih kita” aku mulai melepaskan bajuku dan menggantinya dengan Gaun Flo tadi, tapi aku sedikit mengalami kesulitan “Keiiii, bantuin gak bisa resletingin nih” kemudian Kei membantuku. Aku menatap diriku kembali di depan cermin, tapi lagi-lagi tak kutemukan Flarisha Falenas dibayangan cermin itu. Gaun soft pink selutut dengan bagian atas yang membentuk pinggangku. Bagian dadanya ditutupi oleh kain berbentuk menyilang yang bermotif unik, seperti pola-pola guci yang ada di rumah nenekku. Bagian belakangnya sedikit terbuka hingga memperlihatkan bagian punggungku. Aku tersenyum manis menatap bayangan di cermin itu.
       TOK..TOK..TOK.. Seseorang mengetuk pintu kamar mandi.
       “Kau cantik Fla, sepertinya aku harus menjaga saudaraku agar tidak kegenitan melihatmu” aku tertawa. Keith pun tampak sangat cantik dengan gaun ungu panjang yang benar-benar membentuk siluet tubuhnya. Dihiasi dengan benang-benang emas sebagai ornamen yang mempercantik gaun malamnya itu.
       “Ayo Fla kita harus cepat berangkat”
       “Kau ke bawah dulu saja” akhirnya Keith menuju ke lantai bawah, sedangkan aku masih menatap dengan aneh bayangan yang terpantul di cermin. Inikah aku ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

feed my blog nyoo !!

 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik